By the time it is past thirty-five, it has been through the wars; it is battle-hardened, marked and scarred, and so when it is bashed again you know that it will crack, but not break entirely. This does not make the sorrows of life any less great, but there is a context; there is familiarity--oh, this again, the subliminal mind says, yes, I remember this. The memory of pain comes back, but also the memory of survival.

****

Beberapa tahun lalu saya menerima bingkisan buku dari sahabat baik saya sejak SMP. Katanya buku ini dia beli dari event Big Bad Wolf, satu untuknya dan satu lagi untuk saya. Awal menerima buku ini, saya membaca beberapa halaman awal kemudian tidak meneruskan membaca dengan berbagai alasan hingga pada tahun ini, saat pandemi covid memasuki tahun keduanya, saat begitu banyak rencana yang harus ditunda, begitu banyak kekecewaan yang dilalui (yang sejatinya tidak hanya saya yang mengalami tapi mayoritas semua orang) sebagai imbas dari adanya pandemi. Saat semua orang harus menahan diri untuk tidak melakukan interaksi sosial, banyak pekerjaan tertunda hingga batas waktu yang tidak dapat ditentukan, rasa marah, rasa kesal, yang kemudian menjadi penerimaan bahwa tetap sehat di saat-saat seperti ini sendiri merupakan anugerah.

Saya kemudian kembali melirik buku ini, karena dalam masa-masa ‘krisis’ seringkali kita butuh sesuatu untuk kembali memompa semangat kita, memotivasi kita, memberi kita bahan renungan. Buku ini membahas hal-hal yang seringkali atau umumnya dialami wanita (khususnya yang berusia 30 – 40an). Krisis-krisis yang dialami wanita pada umumnya saat berusia 30 – 40an. 

Buku ini dibagi menjadi 15 bab dengan bahasan, yaitu: LOVE, FOOD, CAREER, MEN, HEALTH, POLITICS AND THE NEW ORTHODOXY, PHILOSOPY OF LIFE – SELF ESTEEM – AND THE WHOLE DAMN THING, DRESSING AND SHOPPING, MOTHERHOOD AND FAMILY, MONEY, GRIEF, AGE, BEAUTY, SEX, THE PRATICAL CHAPTER (kinda additional chapter).

Buku ini dikemas dengan bahasa yang ringan, seringkali pada saat saya membaca buku ini merasa sangat terhubung, ‘kok samaan sih masalahnya?’ atau ‘kok samaan sih yang dirasain?’. Kebodohan dan kenaifan-kenaifan yang seringkali dilakukan wanita-wanita muda sepertinya hampir sama, saya di Indonesia dengan si penulis yang merupakan orang Inggris yang  tinggal di Inggris, tidak berbeda, sama saja di beberapa masalah. Membaca buku ini seringkali membuat saya tersenyum sendiri.

Tidak banyak yang bisa saya jelaskan dari buku yang memiliki hampir 400 halaman ini. Tapi, saya merekomendasikan buku ini untuk para wanita usia 30 – 40an yang mungkin sedang mengalami krisis atau sedang dalam kondisi mempertanyakan keputusan-keputusan hidup yang telah dan akan diambil. Buku ini menjadi salah satu buku yang saya anggap sebagai the right book for the right time.  Buku ini menyuntikkan semangat penerimaan, baik penerimaan terhadap diri sendiri dan penerimaan terhadap pilihan orang lain yang ada di sekitar kita.

***

"you might be getting older, but it does not mean that you have to lose hope"

Perkembangan teknologi sejatinya memang mengakomodir kebutuhan manusia dan memberikan kemudahan bagi aktivitas manusia, seperti halnya remote. Remote dipasangkan dengan berbagai jenis alat elektronik yang ada di rumah, mulai dari televisi, cd/dvd player, music box, ac, dan berbagai alat elektronik lainnya.

Remote yang sejatinya memberikan kemudahan dalam mengoperasikan alat-alat eletronik seringkali menimbulkan masalah apabila kita lupa meletakkan, merusakkan, dan mungkin terlalu banyak remote untuk berbagai elektronik dalam rumah. Saya ingat sekali, dulu di rumah, untuk menonton film dari dvd saja begitu banyak remote yang harus dioperasikan, hingga saya jadi bingung menentukan remote dari tiap-tiap jenis barang elektronik, tertukar antara satu dengan yang lain. Belum lagi, saya pernah merusakkan remote ac karena tidak sadar tercuci. How come? remote berada dalam lipatan bed cover kotor yang kemudian tanpa sengaja saya cuci. Mengoperasikan ac tanpa remote?  Jelas frustasi. Apalagi kalau tidak menemukan remote pengganti yang sesuai.

Akan tetapi, saat ini ada solusi yang memudahkan pengoperasian berbagai alat elektronik dengan satu remote. Salah satunya adalah dengan menggunakan Smart IR Remote dari Bardi dengan jarak jangkauan 10M, satu remote yang bisa mengoperasikan berbagai jenis peralatan elektronik dengan hanya mengunduh aplikasi ke dalam smart phone anda (kemungkinan handphone terselip lebih kecil dibandingkan remote terselip dan lenyap tentunya).

Smart Remote IR dari Bardi bisa jadi pilihan untuk kita-kita yang butuh kepraktisan dalam mengoperasikan berbagai alat elektronik yang kita butuhkan dalam beraktivitas. Jarak jangkauannya yang lumayan jauh, yaitu sekitar 10 M, merupakan kelebihan tersendiri. Pastikan dalam mengoperasikan Smart Remote IR dari Bardi terdapat wifi/hot spot dan tidak ada penghalang antara remote dengan barang elektronik yang ingin dioperasikan.

Smart Remote IR dari Bardi sangat cocok dan bekerja optimal digunakan di dalam ruangan tanpa sekat luas yang di dalamnya terdapat berbagai macam barang elektronik, seperti: kamar tidur, ruang nonton, ruang keluarga, ruang belajar dan bahkan jenis apartemen studio. Bagi para pekerja, karyawan, pelajar yang tinggal sendiri di hunian layaknya apartemen studio, tidak terlalu luas dan tanpa sekat, Smart Remote IR dari Bardi sangat mungkin menjadi alternatif pilihan dalam memudahkan aktivitas dalam ruangan. Harganya pun masih sangat reasonable dengan berbagai fungsi yang diberikan. Saya sih sudah gak perlu lagi berkutat dengan masalah berbagai remote “konvensional”, kamu?

Konsep pernikahan private sederhana dan hanya dihadiri orang-orang terdekat tampaknya sudah semakin banyak diminati. Banyak alasan yang melatarbelakangi keinginan para calon pengantin untuk memilih konsep pernikahan jenis ini, mulai dari budget yang lebih fleksibel, keakraban, kenyamanan, dan lain sebagainya. Berbagai lokasi bisa dijadikan tempat untuk melangsungkan konsep pernikahan private, baik indoor maupun outdoor.

Saya akan membahas konsep pernikahan private (private wedding party) di pantai dengan mengambil contoh pernikahan teman saya yang terjadi bulan Maret lalu. Akad nikah dan resepsi dilakukan di dua tempat berbeda dan hari yang berbeda. Pada akad pernikahan teman saya memilih lokasi di sebuah hotel di kota kami, alasannya tentu saja karena acara ini terkesan lebih sakral dan banyak dihadiri oleh keluarga dan relasi yang sudah berumur. Acara akad tentu saja cenderung lebih serius dibandingkan dengan resepsi pernikahan.

Teman saya dan pasangangannya memilih konsep pernikahan private di pantai dengan mengundang tamu kurang dari 100 orang, tepatnya sekitar 70 orang, yang sebagian besar adalah teman dekat saat sekolah, teman dekat di kantor, dan teman dekat dalam komunitas. Tidak terlalu banyak, tapi cukup membutuhkan perhatian ekstra di kala covid masih menjadi momok dan terdapat aturan yang harus dipatuhi dalam penyelenggaran pernikahan di kala pandemi.

Suasana yang santai dan kekeluargaan tentu saja akan mempengaruhi jenis makanan dan hiburan yang disajikan dalam sebuah konsep pernikahan private di pantai. Menu makanan dipilih yang lebih praktis dalam penyajian pun dalam konsumsinya. Tidak lupa juga jenis kostum atau pakaian yang dikenakan pengantin dan tamu undangan yang cenderung lebih santai walau tetap tidak asal-asalan dan sesuai dengan jenis acara.

Bagi saya pribadi, konsep pernikahan private seperti ini bisa jadi alternatif bagi orang-orang yang tidak suka konsep pernikahan saat pengantin harus duduk di panggung dan menjadi tontonan tamu, konsep pernikahan private membuat pengantin mempunyai kesempatan mobile lebih tinggi, tentu saja, menghampiri dan dihampiri tamu undangan sambil berfoto, bercerita, dan bercengkerama. Selain itu, dengan mensiasati berbagai hal, konsep pernikahan ini juga akan lebih bersahabat dengan budget.

Catatan penting dalam konsep pernikahan private terutama yang dilakukan di luar ruangan atau outdoor adalah rencana cadangan atau back up plan. Faktor cuaca bagaimana pun juga sering menjadi momok walaupun sudah mengikuti prediksi atau perkiraan cuaca pada saat hari H. Rencana cadangan akan sangat membantu acara tetap berlangsung walaupun terdapat gangguan.

Kadang dalam acara seperti ini, akan ada hiburan seperti live band, akustik, pemutaran video , karaoke dan yang paling ramai tentunya adalah joged bersama untuk seru-seruan. Smart light bulb Bardi bisa jadi alternatif pendukung untuk acara joged bersama karena terdapat fitur yang dapat memfasilitasi hal-hal semacam ini dengan indikator suara musik. Simple ya? Tentunya.

Terakhir dan yang terpenting, sebelum merencanakan pernikahan private seperti ini, baik indoor maupun outdoor, baik high budget maupun low budget, pastikan terlebih dahulu anda sudah memiliki pasangannya.